MUNA BARAT, KATASULTRA.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Muna Barat (Mubar) menggelar Pelatihan E-TB 12 sebagai langkah strategis penanggulangan Tuberkulosis (TB). Pelatihan yang berfokus pada bimbingan teknis penggunaan aplikasi berbasis website ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelaporan hasil pemeriksaan mikroskopis TB.
Aplikasi E-TB 12, inovasi Kementerian Kesehatan RI, diperkenalkan untuk menggantikan sistem pelaporan manual atau berbasis Excel. Tujuannya adalah menjamin standarisasi, efisiensi, dan terutama akurasi data dalam program penanggulangan TB nasional.
Sekretaris Dinkes Mubar, Arif Ndaga, menjelaskan bahwa peserta pelatihan adalah petugas laboratorium dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes), Laboratorium Rujukan Intermediate (LRI), dan Laboratorium Rujukan Provinsi (LRP). “Secara ringkas, pelatihan ini memastikan standarisasi dan efisiensi dalam sistem penjaminan mutu eksternal (uji silang) diagnosis TB di Indonesia,” ujar Arif.
Lebih detail, Arif menyampaikan tujuan pelatihan adalah memastikan pemahaman petugas dalam prosedur pengumpulan dan pengiriman spesimen, serta kemampuan menginput data profil laboratorium dan identitas spesimen ke dalam platform E-TB 12.
“Hal ini untuk memastikan data yang dilaporkan akurat dan sesuai dengan buku register, yang berdampak krusial pada indikator program TB, seperti angka penemuan kasus dan keberhasilan pengobatan,” jelasnya. Pelatihan juga mengajarkan cara menerima dan mengelola umpan balik hasil uji silang dari laboratorium rujukan tingkat atas.
Dalam kesempatan yang sama, Arif menyoroti capaian dan tantangan penemuan kasus di Mubar. Saat ini, kasus TB positif yang telah ditemukan mencapai 176 kasus dengan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebesar 93 persen.
“Kami sudah mengarahkan kepada programer untuk memperkuat pelacakan dan penemuan kasus harus di-skrining, termasuk kontak eratnya,” tegas Arif. Ia menekankan potensi penularan yang tinggi, di mana satu kasus TB dapat menjangkiti 10 hingga 20 orang di sekitarnya, sehingga skrining kontak erat menjadi prioritas.
Selain pelacakan, kerjasama antar programer, ketelitian analis puskesmas dalam pengambilan sampel, serta ketepatan pengiriman sampel ke laboratorium rumah sakit juga menjadi fokus perhatian.
Pelatihan pelaporan E-TB 12 ini dibimbing langsung oleh perwakilan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) melalui aplikasi, guna memastikan sinkronisasi data yang tepat dengan program nasional. (red/katasultra.id)







