Petani Dibacok Usai Sholat Idul Adha, Konflik Lahan dengan Perusahaan Sawit di Konawe Selatan Memanas

Berita, Daerah, Kriminal871 Dilihat

KONAWE SELATAN, katasultra.id – Insiden kekerasan memilukan terjadi di Desa Lamoen, Kecamatan Anggata, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Jumat (6/6/2025), bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. Duana (38), petani setempat, dibacok sejumlah orang diduga karyawan perusahaan sawit usai menunaikan Sholat Id. Ia ditemukan terkapar bersimbah darah di lahannya yang menjadi pusat sengketa.

Menurut saksi mata Habil Makora, korban sedang menuju lahan garapannya untuk memantau dugaan perambahan oleh perusahaan sawit. Tiba-tiba, sekelompok orang bersenjata tajam menghadang dan membacok Duana hingga mengalami luka serius di perut. “Dia dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi pendarahan hebat,” ujar Habil.

Insiden ini bukan kali pertama terjadi. Konflik antara warga Desa Lamoen dan perusahaan sawit telah berlangsung bertahun-tahun. Warga menuding perusahaan merebut lahan garapan tanpa menunjukkan dokumen kepemilikan sah. Sengketa ini bahkan dibahas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Sultra pada 25 Februari 2025.

Dalam RDP tersebut, Badan Pertanahan Nasional (BPN) mengonfirmasi bahwa perusahaan sawit di Lamoen tidak memiliki Izin Usaha Perkebunan (IUP) maupun Hak Guna Usaha (HGU). Pernyataan ini diperkuat Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sultra

Direktur Eksekutif Walhi Sultra, Andi Rahman, menegaskan:
“Aktivitas perusahaan jelas melanggar hukum. UU Perkebunan mensyaratkan IUP dan HGU sebagai dasar operasi. Pembiaran negara terhadap praktik ilegal inilah yang memicu eskalasi kekerasan.”

Pasca-kejadian, puluhan warga mendatangi kepolisian untuk melaporkan penganiayaan terhadap Duana. Mereka menuntut:
1. Penangkapan pelaku pembacokan,
2. Penyidikan mendalam terhadap perusahaan sebagai dalang konflik,

“Ini bukan sekadar kriminal biasa, tapi kekerasan struktural akibat pembiaran korporasi ilegal,” tegas perwakilan warga.

Hingga berita ini diturunkan, kepolisian belum memberi keterangan resmi. Pihak perusahaan juga belum dapat dimintai konfirmasi.

Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *