Bulog Sultra Pastikan Harga Minyak Goreng Bersubsidi Rp14.000 per Liter Jelang Ramadan 1446 H

Kendari, 25 Februari 2025 – Menjelang bulan suci Ramadan 1446 Hijriah yang diprediksi dimulai pada 28 Februari 2025, Perum Bulog Kantor Wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) menjamin harga minyak goreng bersubsidi tetap stabil di angka Rp14.000 per liter. Kepastian ini menjadi kabar menggembirakan bagi masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah, di tengah kekhawatiran gejolak harga kebutuhan pokok selama bulan puasa dan Lebaran.

Kepala Perum Bulog Sultra, Sitti Mardati Saing, menegaskan bahwa stok minyak goreng di wilayahnya saat ini mencapai 256 ribu liter. Selain itu, pihaknya tengah memproses pemesanan tambahan 200 ribu liter untuk mengantisipasi lonjakan permintaan. “Kami telah menyiapkan 256 ribu liter di gudang dan 200 ribu liter dalam proses pengadaan. Ini untuk menjamin pasokan selama Ramadan hingga Lebaran,” ujarnya pada Selasa (25/2).

Minyak goreng bersubsidi yang dikelola Bulog adalah merek MinyaKita, yang khusus dialokasikan untuk masyarakat berdaya beli rendah melalui program pasar murah. Sitti menekankan bahwa harga Rp14.000 per liter sudah ditetapkan pemerintah dan tidak akan terpengaruh mekanisme pasar. “Minyak premium boleh naik sesuai pasar, tapi MinyaKita tetap terjangkau,” tegasnya.

Siapkan Stok Gula dan Tunggu Izin Distribusi Beras

Tak hanya minyak goreng, Bulog Sultra juga mengamankan stok gula pasir sebanyak 208 ton, dengan tambahan 150 ton dalam proses pengiriman. Kedua komoditas ini akan didistribusikan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) agar langsung menyentuh konsumen akhir.

Sementara untuk beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Bulog Sultra memiliki cadangan 17.000 ton. Namun, distribusinya masih menunggu lampu hijau dari pemerintah. “Kami siap salurkan beras SPHP begitu ada izin. Saat ini sedang menunggu keputusan dalam 1-2 hari ke depan,” jelas Sitti.

Stabilitas Harga sebagai Prioritas

Upaya Bulog menjaga stabilitas harga diakui sebagai langkah krusial, terutama di bulan Ramadan ketika kebutuhan pokok kerap melonjak. Dengan pasokan yang memadai dan harga terjangkau, masyarakat diharapkan dapat menjalani ibadah puasa tanpa terbebani inflasi mendadak.

“Kami berkomitmen menjadi buffer untuk mencegah ketidakstabilan harga. Dapur masyarakat harus tetap mengepul,” tambah Sitti.

Keberadaan minyak goreng bersubsidi dan program pasar murah dinilai seperti oase di tengah kekeringan inflasi. Bagi warga Sultra, kebijakan ini bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang keamanan pangan dan ketenangan selama bulan suci.

Editor: katasultra.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *