‎Bupati dan Ketua Partai: Dua Sisi yang Sinergis untuk Kemajuan Muna Barat

Berita, Daerah, Nasional, Opini257 Dilihat

‎Opini : Muhammad Ridwan (Wakil Ketua DPD II Golkar Mubar)

‎Dalam dinamika politik Indonesia, kerap muncul perdebatan mengenai seharusnya seorang kepala daerah memfokuskan diri pada birokrasi pemerintahan atau tetap aktif mengelola jalur politiknya. Dalam konteks Bupati Muna Barat, La Ode Darwin, pilihan untuk merangkap sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Sulawesi Tenggara bukanlah sebuah dilema, melainkan sebuah strategi yang sinergis. Kedua jabatan ini bagai dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan, di mana masing-masing saling menguatkan untuk menciptakan dampak yang lebih besar bagi pembangunan daerah.

‎Di satu sisi, sebagai Bupati, tentu ada tuntutan besar yang harus dipikul. Masyarakat menanti terobosan dan akselerasi pembangunan, serta penyelesaian berbagai persoalan warisan yang menghambat kemajuan Muna Barat. Namun, janji-janji pembangunan mustahil diwujudkan hanya dengan dukungan teknis dan administratif semata. Di sinilah peran krusial komunikasi politik muncul. Jabatan sebagai ketua partai besar seperti Golkar menjadi alat perjuangan politik yang vital. Dengan posisi tersebut, seorang bupati memiliki bargaining power yang lebih kuat untuk melakukan tekanan dan lobi, baik ke pemerintah pusat, provinsi, maupun kepada mitra strategis lainnya. Tujuannya jelas: membuka akses terhadap sumber-sumber keuangan dan dukungan politik yang menjadi darah bagi segala program dan proyek pembangunan.

‎Di sisi lain, menilai seorang Darwin yang memiliki ambisi politik untuk memimpin partai adalah hal yang wajar dan justru menunjukkan kematangan berpolitik. Dalam ekosistem politik, kemampuan untuk menahkodai sebuah partai merupakan indikator kedewasaan dan kapasitas leadership seorang politisi. Partai politik adalah kendaraan perjuangan, dan dengan memegang kendali, seorang kepala daerah dapat memastikan bahwa arah perjuangan partai selaras dengan visi pembangunan daerah yang dipimpinnnya. Langkah ini bukanlah bentuk penyimpangan, melainkan sebuah evolusi karier yang logis bagi seorang politisi yang ingin pengaruh dan perjuangannya memiliki dampak yang lebih sistemik dan berkelanjutan.

‎Oleh karena itu, adalah sebuah kekeliruan untuk berpikir bahwa posisi sebagai bupati harus “memasung” atau membatasi langkah politik seseorang. Justru, kedua peran ini dapat saling mengisi. Kepemimpinan di partai memberikan legitimasi dan jaringan yang memperkuat posisi sebagai bupati, sementara kinerja nyata di daerah menjadi bukti dan modal politik yang memperkuat kredibilitas di dalam partai.

‎Kesimpulannya, sinergi antara jabatan Bupati Muna Barat dan Ketua DPD I Partai Golkar pada diri La Ode Darwin Darwin adalah sebuah keniscayaan dalam politik praktis. Alih-alih dipandang sebagai konflik kepentingan, kolaborasi ini harus dilihat sebagai sebuah strategi cerdas untuk mempercepat pembangunan. Dengan komunikasi politik yang efektif melalui partai, sumber daya yang dibutuhkan Muna Barat dapat digalang lebih mudah. Pada akhirnya, yang menjadi ukuran keberhasilan bukanlah pada dia memegang satu atau dua jabatan, tetapi pada seberapa besar manfaat dari seluruh posisi yang diembannya itu dapat dirasakan oleh masyarakat Muna Barat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *