Muna Barat – La Ode Darwin, Bupati Muna Barat yang juga menjabat sebagai Ketua DPD I Golkar Sulawesi Tenggara (Sultra), dihadapkan pada tantangan besar untuk membuktikan keseimbangan dalam menjalankan kedua perannya. Kesuksesan atau kegagalannya dalam memimpin Muna Barat dinilai akan menjadi penentu utama masa depan karier politiknya di tingkat provinsi.
Pernyataan ini disampaikan oleh Awaluddin Maruf, seorang pengamat politik, dalam menanggapi dinamika kepemimpinan Darwin. Ia menekankan bahwa beban utama yang dipikul Darwin adalah menunjukkan keberhasilan yang konkret di daerah tempatnya bertugas sebagai bupati.
“Tantangan besarnya ada pada keseimbangan peran. Sebagai Bupati Muna Barat, La Ode Darwin harus menunjukkan keberhasilan dalam membangun daerah, baik dari sisi pertumbuhan ekonomi, pemerataan infrastruktur, maupun pelayanan publik,” ujar Awaluddin Maruf, Senin (03/11/2025).
Menurutnya, kedua peran tersebut saling berkait dan memiliki dampak langsung satu sama lain. Kesuksesan di Muna Barat akan menjadi modal politik yang sangat kuat di tingkat provinsi.
“Kalau beliau sukses memimpin Muna Barat, maka kepercayaan publik terhadap kepemimpinannya sebagai ketua DPD I Golkar Sultra juga akan meningkat. Sebaliknya, tapi kalau kinerja pemerintahan di Muna Barat tidak berkembang, itu bisa jadi beban politik bagi beliau,” jelas Awaluddin.
Ia juga mengingatkan bahwa medan yang dihadapi Darwin tidaklah mudah. Kabupaten Muna Barat masih dikategorikan sebagai daerah tertinggal yang membutuhkan pembenahan di berbagai sektor.
“Kita tahu Muna Barat masih tergolong daerah yang tertinggal, banyak hal yang harus dibenahi,” tambahnya.
Namun, di balik tantangan tersebut, terselip peluang besar. Awaluddin menutup analisnya dengan catatan optimis. Ia menilai, jika Darwin mampu menjalankan kedua peran tersebut dengan baik dan efektif, hal itu justru akan melambungkan namanya.
“Jadi kalau Darwin bisa menjalankan dua peran sekaligus, Bupati dan Ketua Golkar Sultra secara baik, ia bisa menjadi figur besar di Sulawesi Tenggara,” pungkas Awaluddin Maruf.
Pernyataan ini menyoroti tekanan yang dihadapi politisi yang memegang jabatan ganda, di mana kinerja di satu posisi akan menjadi barometer utama untuk mengukur kredibilitas dan elektabilitasnya di kancah politik yang lebih luas. (Redaksi)


																						









