Kualitas Batu Muna Terbukti Memenuhi Spesifikasi Teknis Proyek Jalan

Berita, Daerah, Nasional216 Dilihat

MUNA, katasultra.id – Kualitas material batu lokal asal Kabupaten Muna kembali menjadi sorotan dalam proyek pembangunan jalan, seiring munculnya anggapan bahwa material ini belum familiar di kalangan kontraktor. Namun, data teknis dari lembaga berwenang dan testimoni pelaku usaha lokal membantah tegas keraguan tersebut.

Kontraktor lokal asal Muna, Gomberto, menegaskan bahwa batu Muna memiliki kualitas tinggi dan telah terbukti memenuhi spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.

“Kita di Muna ini punya batu yang memiliki kualitas dan sudah terbukti memenuhi spesifikasi melalui uji laboratorium,” ujar Gomberto, Minggu (9/11/2025).

Ia menguatkan pernyataannya dengan menyebutkan bahwa material lokal ini telah digunakan dalam sejumlah proyek infrastruktur besar, seperti pembangunan jalan di Watoputi dan proyek Impres Jalan Daerah (IJD) tahun 2023 yang diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Gomberto memaparkan bahwa standar teknis utama untuk material pondasi jalan adalah nilai abrasi, yaitu ketahanan batu terhadap kehilangan massa akibat gesekan.

“Berdasarkan hasil uji material, tingkat abrasi batu kita di Muna ini hanya 31 persen, sementara standar abrasi material yang layak digunakan adalah 40 persen,” jelasnya.

Dia menambahkan, hasil abrasi 31 persen ini setara dengan kualitas batu dari Moramo yang telah lama diakui. “Jadi jangan dilihat warnanya. Yang penting itu kekerasannya terpenuhi,” tegas Gomberto.

Lebih lanjut, untuk kebutuhan Material Lapisan Pondasi Atas (LPA), batu Maligano asal Muna juga dinyatakan layak. “Kami sudah uji lab untuk material lokal kita yaitu batu Maligano bisa digunakan sebagai Lapisan Pondasi Atas (LPA) karena hasil abrasinya 28%, jauh lebih baik dari batu Moramo,” tegasnya.

Ia berharap agar material lokal kita bisa digunakan kedepannya karena semua memenuhi syarat sesuai dengan yang di tentukan

Dukungan juga datang dari Balai Jalan Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). La Sahiru, PPK Jalan Balai Nasional Provinsi Sultra, menegaskan bahwa penentuan sumber material selalu didasarkan pada hasil pengujian laboratorium yang sah dan bersertifikat, bukan pada asumsi.

Ia memberikan contoh, PT Bangun Ekonomi Saurea, salah satu perusahaan yang menggunakan material LPB dari Pulau Muna, telah mengajukan uji materi di dua laboratorium resmi, yakni UPTD Provinsi dan Balai.

“Dan hasil uji lab menunjukkan material milik PT Bangun Ekonomi Saurea ini masuk spesifikasi. Bahkan nilainya sekitar 31 persen, dan memenuhi batas ketentuan teknis. Jadi, kita mempertimbangkan itu berdasarkan kualitas, bukan warna batu atau bentuknya,” tegas La Sahiru.

Di sisi lain, Gomberto mengkritik kebijakan yang dinilainya masih mendatangkan material dari luar daerah, padahal kekayaan alam lokal telah teruji kualitasnya.

“Kita ini lahir di atas batu, tapi kita punya APBD digunakan untuk beli batu dari luar. Sudah saatnya kita manfaatkan kekayaan alam kita,” tutupnya.

Meski mendukung penuh penggunaan batu lokal untuk pondasi, Balai Jalan Nasional memberikan catatan penting untuk lapisan perkerasan akhir. La Sahiru memastikan bahwa untuk lapisan atas atau penutup (aspal), material tetap harus didatangkan dari luar daerah.

“Hanya kita sarankan untuk lapisan atas (aspal) memang tidak boleh menggunakan batu lokal. Untuk lapisan atas itu harus tetap didatangkan dari Moramo. Itu sudah disepakati,” ungkapnya.

Dengan demikian, prioritas penggunaan batu lokal Muna saat ini difokuskan untuk lapisan pondasi bawah dan atas yang telah teruji, sambil tetap mengikuti standar teknis untuk lapisan aspal yang membutuhkan karakteristik material tertentu. Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *