PILKADA DI DEPAN MATA: Himbauan untuk Masyarakat Cerdas dalam Memilih Pemimpin

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 akan berlangsung serentak pada Rabu, 27 November 2024, di seluruh Indonesia. Dalam momen penting ini, masyarakat menjadi unsur utama yang menentukan arah dan masa depan daerah. Sebagai pemegang hak suara, kita dihadapkan pada beragam kampanye dan program dari calon kepala daerah. Oleh karena itu, kebijaksanaan dalam memilih sangat diperlukan untuk memastikan bahwa kita memilih pemimpin yang peka terhadap isu-isu krusial, seperti pendidikan, kesehatan, lingkungan, hukum, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.

Masyarakat berhak mendambakan pemimpin yang tidak hanya berintegritas, tetapi juga memiliki visi dan misi yang jelas untuk masa depan daerah. Pemimpin yang mampu menjadi teladan dan memberikan citra positif kepada rakyatnya adalah yang kita butuhkan.

Namun, pertanyaannya, sudahkah kita memahami apa yang dibutuhkan dan ditawarkan oleh para calon pemimpin? Kesiapan masyarakat untuk menerima perbedaan pendapat dan informasi juga sangat penting untuk dibahas. Demokrasi sejatinya adalah proses di mana rakyat menyalurkan kekuasaan kepada orang-orang yang mereka percayai untuk mengelola pemerintahan. Memang, berbeda pendapat adalah hal yang lumrah, tetapi kita perlu memastikan bahwa perbedaan tersebut tidak menjadi pemicu perpecahan.

Memilih pemimpin bukanlah sama dengan memilih kucing dalam karung. Integritas, kapasitas, dan pengalaman calon pemimpin harus menjadi pertimbangan utama. Jangan terjebak dalam praktik-praktik politik uang yang dapat mengaburkan hak suara kita. Ketika memilih berdasarkan isi tas, bukan pada kapasitas, kita menghadapi masalah besar di kemudian hari.

Lebih jauh lagi, dampak negatif dari politik uang sangat merugikan masyarakat. Ketika pemilih menentukan pilihan berdasarkan uang, pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat terhambat. Hal ini terjadi karena pemimpin terpilih cenderung mencari cara untuk mengembalikan modal yang dikeluarkan selama kampanye. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menolak segala bentuk politik uang, termasuk serangan fajar yang merugikan integritas pemilu.

Akhir kata, dampak terakhir dari praktik politik uang adalah terpilihnya pemimpin yang tidak kompeten, transparan, dan akuntabel. Mari kita cerdas dalam memilih. Pilihlah pemimpin yang memiliki integritas, bukan sekadar yang menawarkan uang. Kita adalah arsitek masa depan daerah kita; jangan gadaikan suara kita untuk kepentingan sesaat. Jadilah bagian dari perubahan yang membawa kebaikan untuk semua!

Oleh : Sardin Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Haluoleo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *