Muna Barat, Katasultra.id – Pondok Pesantren Darul Mukhlisin As-Sany yang terletak di Desa Kasakamu, Kecamatan Kusambi, Kabupaten Muna Barat, terus berkomitmen memberikan pendidikan terbaik meskipun menghadapi berbagai kendala yang signifikan.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh pesantren ini adalah keterbatasan fasilitas belajar dan buruknya akses jalan menuju lokasi pesantren. Berdasarkan pantauan wartawan, jalan menuju pesantren yang masih berupa tanah berlumpur menjadi masalah besar, terutama saat musim hujan.
Kondisi tanah yang licin membuat kendaraan kesulitan melintas, bahkan sering kali terjebak. Hal ini menghambat akses ke pesantren dan mempengaruhi mobilitas santri serta pengelola pesantren.
Tak hanya itu, satu-satunya jembatan kayu yang menghubungkan pesantren dengan desa dalam keadaan sangat memprihatinkan. Beberapa papan jembatan sudah patah, sehingga menjadi tidak aman untuk dilalui. Keadaan ini menambah kesulitan bagi para santri yang harus melewati jembatan tersebut dalam aktivitas sehari-hari mereka.
Muhammad Jamaluddin, pembina dan pendiri pesantren, mengungkapkan bahwa meskipun fasilitas terbatas, pihaknya tetap berupaya semaksimal mungkin dengan apa yang ada. Namun, akses jalan dan jembatan yang rusak menjadi hambatan besar yang mempengaruhi kelancaran kegiatan di pesantren.
“Kami terus berupaya semaksimal mungkin dengan kondisi yang ada, tetapi akses jalan dan jembatan yang rusak benar-benar menghambat kami. Kami berharap ada perhatian serius dari pihak terkait agar masalah ini segera diatasi,” ungkap Jamaluddin. Selasa, 14/01/2025
Dari segi fasilitas, pesantren yang baru berdiri sekitar satu setengah tahun ini masih sangat kekurangan. Saat ini, pesantren hanya memiliki tiga ruang asrama untuk menampung total 66 santri. Tanpa ruang kelas yang memadai, masjid digunakan sebagai ruang utama untuk kegiatan belajar-mengajar, yang disekat untuk menciptakan ruang kelas. Kamar santri juga terpaksa digunakan sebagai ruang belajar tambahan.
“Fasilitas kami sangat terbatas. Selain asrama, kami sangat membutuhkan ruang kelas baru, peralatan belajar, dan tempat tidur tambahan. Namun, kami terus memanfaatkan apa yang ada dan yang terpenting adalah kegiatan belajar tetap berjalan,” tambahnya.
Meskipun keterbatasan fasilitas dan akses yang menghambat, semangat para santri tetap tinggi. Salah satu bukti keberhasilan pesantren adalah pelaksanaan Wisuda Sugro, di mana para santri baru berhasil menghafal satu juz Al-Qur’an dalam waktu satu semester.
Jamaluddin berharap agar pemerintah daerah dan masyarakat memberikan perhatian lebih terhadap perbaikan infrastruktur di pesantren.
“Kami sangat berharap akses jalan dan jembatan segera diperbaiki agar kegiatan belajar-mengajar dan mobilitas santri lebih lancar. Dengan fasilitas yang memadai, kami yakin pesantren ini bisa memberikan pendidikan yang lebih baik dan mencetak generasi muda yang berprestasi di Muna Barat,” pungkasnya.
Laporan : Muhajir